Dalam sebuah ayat ALLAH SWT berfirman :
" Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek ) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemuai kesesatan " (maryam : 59)
sementara itu, Jabir bin Abbdullah RA, meriwwayatkan bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
"janji yang terikat antara kita dengan mereka adalah sholat. jadi, barangcsiapa yang meninggalkannya, berarti telah menjadi kafir"
(HR. tiemidzi, termasuk hadits hasan shohih menurutnya)
Abu hurairah.r.a. berkata, “ barangsiapa mendengar adzan lalu tidak
shalat berjamaah, maka lebih baik dituangkan timah mendidih ke lubang
telinganya”
Dari Mu’adz bin Anas r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda, “ kebatilan (
yaitu kekufuran dan kemunafikan ) terbesar adalah orang yang mendengar
seruan muadzin untuk shalat, tetapi ia tidak memenuhinya”.( Ahmad,
Thabrani-At-Targhib )
Sungguh keras ancaman dan celaan dalam hadits ini, sehingga perbuatan
seperti itu digolongkan sebagi kufur dan munafik. Seolah-olah, hal itu
tidak mungkin terjadi pada diri seorang muslim.dinyatakan dalam hadits
lain.” Cukuplah seseorang itu ditimpa keburukan dan kerugian jika ia
mendengar adzan tetapi tidak memenuhinya “.
Sulaiman bin Abi Hatsmah r.a. seorang sahabat yang disegani, lahir
pada zaman Rasulullah saw. Ketika itu ia masih terlalu muda untuk
meriwayatkan hadits-hadits yang didengarnya. Pada zaman khalifah Umar
r.a., ia ditugaskan untuk mengawasi pasar. Pada suatu hari , Umar r.a.
tidak menemuinya dalam shalat jamaah subuh, maka Umar r.a menemui ibunya
dan bertanya , mengapa Sulaiman tidak datang shalat subuh . jawab
ibunya “ tadi malam ia shalat sunnat semalam suntuk sehingga tertidur”.
Umar r.a. bertanya “aku lebih menyukai shalat subuh dengan berjamaah
daripada shalat sunnat semalam suntuk”.
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw bersabda ,”sungguh aku ingin
menyuruh para pemuda agar mengumpulkan beberapa ikat kayu bakar untukku
,lalu kudatangi orang-orang yang shalat di dirumahnya tanpa udzur, dan
kubakar rumah-rumah mereka”. ( Muslim, Abu Dawud, Ibnu majah dan
Tirmidzi )
Rasulullah saw sangat menyayangi umatnya sehingga beliau tidak tega
melihat umatnya ditimpa kesulitan sekecil apapun. Namun hadits diatas
dengan jelas menunjukkan betapa marahnya beliau sehingga berniat
membakar rumah-rumah mereka yangg mengerjakan shalat fardhu di rumahnya
.
.